UMKM atau yang merupakan kepanjangan dari
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan salah satu penggerak sektor
ekonomi Indonesia yang cukup tangguh dan tahan banting di negara ini.
Namun, tentunya dalam UMKM ini banyak
sekali kekurangan yang terjadi disana-sini. Beberapa hal yang menjadi
kekurangan adalah penerapan teknologi dalam tiap UMKM, kemudian,
pengelolaan yang asal-asalan atau serabutan, tidak menerapkan
kaidah-kaidah sistem kerja yang baik, dan kurangnya pengelolaan
manajerial usaha yang profesional. Namun menurut saya, hal ini semua
sangatlah wajar untuk ekonomi sektor UMKM ini, karena pada dasarnya
mereka tidak mencari sebuah keuntungan yang sangat besar sekali, dan
tidak dimulai dengan modal yang sangat besar pula, serta tidak
dilengkapi dengan awasan keilmuan yang cukup pula.
Pada kesempatan ini saya mencoba
menyoroti dari segi keilmuan ergonomi, dimana lebih tepatnya
pengaplikasian ergonomi dalam dunia UMKM. Sebenarnya, cukup banyak
sekali unit usaha UMKM yanag tidak memperdulikan bagian ini, karena bagi
mereka selama usaha ini berjalan maka tidak ada yang perlu
dikhawatirkan. Mereka tidak akan berpikir mengenai aplikasi ergonomi ini
sebenarnya dapat meningkatkan kualitas kerja maupun produktivitas,
namun bagi saya semua ini merupakan hal yang wajar, karena mereka tidak
memahami ilmu ini.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar
diatas, pekerja UMKM pada proses pembuatan krupuk dimana sebelum
menerapkan kaidah ergonomis, pekerja melakukan pemotongan dilantai
dengan posisi duduk yang tentunya tidak sesuai dengan kaidah ergonomis,
tidak sesuai dengan biomekanik, posisi kerja yang salah dan tentunya
akan cepat pula membuat pekerja lelah dan mengakibatkan fatigue sehingga
akan membuat produktifitas menurun. Dan akhirnya dibuatkan stasiun
kerja yang baru sesuai dengan prinsip ergonomi, dimana dibuatkan sebuah
meja dan alat pemotong khusus sehingga tentunya tidak akan membuat
cepat lelah serta proses penumpukan produk yang tinggal digeser dan akan
langsung tersusun tentunya akan langsung tertata akan mempermudah
pekerjaan dan akan meningkatkan produktifitas.
Contoh sederhana lainnya, pada pembuatan
sebuah spanduk sablon, ketika mereka melakukan penyablonan apakah posisi
merekea sudah sesuai dengan prinsip ergonomi? Mereka kebanyakan sambil
menjongkok, yang akhirnya akan membuat mereka cepat letih dan tingkat
produktivitas pun akan menurun. Contoh berikutnya pada unit usaha
pembuatan alat kebutuhan memasak, dalam bekerja pun hal sama yang
terjadi, segala posisi kerja tidak diperhatikan yang tentunya akan
membuat cepah lelah akhirnya mengurangi tingkat produktivitas. Dan
apalagi mengenai K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dimana pasti
terdapat resiko dalam melakukan suatu hal, apabila tidak ada standar
keamananm biasanya para pekerja akan ragu dan mungkin mencoba
berhati-hati agar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan karena tidak
merasa aman, namun apabila rasa aman sudah dimiliki, mereka tanpa ragu
akan mengerjakan suatu hal dan tidak ada ynag perlu dikhawatirkan hingga
akhrinya akan lebih banyak progress yang dapat dilakukan dan
produktivitas tentu juga meningkat.
Ada hal yang menarik yang terjadi di
kampus ITS Surabaya pada Jurusan Teknik Industri dimana terdapat
laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja. Dimana terdapat mata
kuliah P3 atau Perancangan dan Pengembangan Produk, dimana kami para
mahasiswa diminta untuk membuat sebuah alat yang merupakan inovasi
pengembangan dari produk sebelumnya maupun inovasi baru terhaadap suatu
masalah dan akan menjadi solusi. Dari hal tersebut, para mahasiswa
cenderung untuk membuat alat yang dapat berguna bagi unit usaha UMKM,
tanpa mereka sadari.
Mungkin karena melihat bahwa dalam UMKM
terdapat banyak sekali masalah, dari alat-alat tersebut terdapat
alat-alat multifungsi yang dapat digunakan untuk banyak hal yang
tentunya sesuai dengan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip ergonomi dalam
perancangan produknya. Hal ini tentunya akan meningkatkan produktifitas
maupun kualitas dari kinerja sebuah unit usaha, karena pada dasarnya
ergonomi merupakan ilmu yang akan mempermudah kinerja manusia, karena
segala halnya akan menyesuaikan kondisi dari manusianya, sehingga
aplikasinya tentu akan menguntungkan manusia.
Terdapat banyak sekali contoh sukses
penerapan aplikasi ergonomi dalam dunia industri termasuk dalam sektor
UMKM, namun memang permasalahannya tidak adanya penyuluhan yang
komprehensif yang dilakukan pemerintah untuk menyadarkan dan mengarahkan
para pemilik unit usaha UMKM ini untuk menerapkan pengaplikasian
ergonomi dalam kehidupan dunia kerja. Namun apakah kita hanya akan
menunggu pemerintah untuk bergerak? Apakah kita yang mengerti mengenai
manfaat penerapan keilmuan ergonomi terhadap dunia kerja hanya berdiam
diri saja? Kita memiliki tanggung jawab moral sebagai kaum intelektual
untuk melakukan pencerdasan kepada mereka tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar