Senin, 30 Juni 2014

TUGAS SOFTSKILL ETIKA PROFESI

Studi Kasus
1.      Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
Industrial Engineering atau teknik industri adalah salah satu disiplin ilmu teknik yang termuda. Berbeda dengan displin ilmu teknik lainnya, seperti Civil Engineering, Electrical Engineering, atau Mechanical Engineering, yang sudah dikembangkan dan dipelajari untuk periode waktu yang sangat lama, aktivitas dari teknik industri seringkali dijelaskan secara keliru, walaupun saat ini sudah jauh lebih baik. Mungkin sedikit mengejutkan jika kita mendengar penjelasan bahwa Teknik Industri:
• adalah "efficiency experts"
• berorientasi pada sistem yang terintegrasi
• melakukan banyak aktifitas optimalisasi
• dapat bekerja dimana saja selama disitu terdapat sistem
• sebagai perantara antara engineers dan management.
• lebih mudah untuk bergerak ke upper management

Klaim di atas memang benar adanya, walaupun gambarannya terlihat tidak terlalu kompleks atau "engineering-like". Selain itu, Sarjana Teknik Industri juga merupakan sarjana teknik yang berorientasi pada manusia (people oriented). Sarjana Teknik Industri diberi pengalaman belajar dan pelatihan sedemikian rupa sehingga menjadi sarjana yang memiliki pilihan karier yang lebih menarik dan beragam. 
Berbeda dengan disiplin ilmu teknik pada umumnya yang dikembangkan berdasarkan ilmu fisika, maka disiplin ilmu teknik industri lebih banyak didasarkan pada ilmu matematika. Oleh karena itu, sarjana teknik industri memiliki dasar yang kuat dalam bidang "queen of science" atau istilah umumnya; matematika. Karena, kebanyakan sistem merupakan hasil konstruksi dari sejumlah besar atribut yang kompleks. 
Namun, tidak perlu khawatir. Permasalahan di bidang Industrial Engineering tidak muncul dengan sangat kompleks, namun lebih mengarah ke challenges atau tantangan-tantangan yang menarik.

2.      Tuliskan karakter-karakter tidak ber-ETIKA menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisa) ?
1.      Pembullyan terhadap karakter seseorang
2.      Pembajakan suatu karya
3.      Cyber stalking (membajak/meretas suatu akun maya seseorang)
4.      Pemalsuan
5.      Berbicara ditempat yang tidak semestinya

3.      Tuliskan aktivitas tidak ber-ETIKA professional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisa) ?
1.      Melawan atasan
2.      Membantah perintah
3.      Bermalas-malasan dalam mengerjakan suatu pekerjaan
4.      Berusaha mencari pembenaran suatu kesalahan yang diperbuat

5.      Berusaha mencari kesalahan orang lain

Selasa, 11 Februari 2014

KEWIRAUSAHAAN UKM DI INDONESIA

UMKM atau yang merupakan kepanjangan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan salah satu penggerak sektor ekonomi Indonesia yang cukup tangguh dan tahan banting di negara ini.
Namun, tentunya dalam UMKM ini banyak sekali kekurangan yang terjadi disana-sini. Beberapa hal yang menjadi kekurangan adalah penerapan teknologi dalam tiap UMKM, kemudian, pengelolaan yang asal-asalan atau serabutan, tidak menerapkan kaidah-kaidah sistem kerja yang baik, dan  kurangnya pengelolaan manajerial usaha yang profesional. Namun menurut saya, hal ini semua sangatlah wajar untuk ekonomi sektor UMKM ini, karena pada dasarnya mereka tidak mencari sebuah keuntungan yang sangat besar sekali, dan tidak dimulai dengan modal yang sangat besar pula, serta tidak dilengkapi dengan awasan keilmuan yang cukup pula.
Pada kesempatan ini saya mencoba menyoroti dari segi keilmuan ergonomi, dimana lebih tepatnya pengaplikasian ergonomi dalam dunia UMKM. Sebenarnya, cukup banyak sekali unit usaha UMKM yanag tidak memperdulikan bagian ini, karena bagi mereka selama usaha ini berjalan maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mereka tidak akan berpikir mengenai aplikasi ergonomi ini sebenarnya dapat meningkatkan kualitas kerja maupun produktivitas, namun bagi saya semua ini merupakan hal yang wajar, karena mereka tidak memahami ilmu ini.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas, pekerja UMKM pada proses pembuatan krupuk dimana sebelum menerapkan kaidah ergonomis, pekerja melakukan pemotongan dilantai dengan posisi duduk yang tentunya tidak sesuai dengan kaidah ergonomis, tidak sesuai dengan biomekanik, posisi kerja yang salah dan tentunya akan cepat pula membuat pekerja lelah dan mengakibatkan fatigue sehingga akan membuat produktifitas menurun. Dan akhirnya dibuatkan stasiun kerja yang baru sesuai dengan prinsip ergonomi, dimana dibuatkan sebuah  meja dan alat pemotong khusus sehingga tentunya tidak akan membuat cepat lelah serta proses penumpukan produk yang tinggal digeser dan akan langsung tersusun tentunya akan langsung tertata akan mempermudah pekerjaan dan akan meningkatkan produktifitas.
Contoh sederhana lainnya, pada pembuatan sebuah spanduk sablon, ketika mereka melakukan penyablonan apakah posisi merekea sudah sesuai dengan prinsip ergonomi? Mereka kebanyakan sambil menjongkok, yang akhirnya akan membuat mereka cepat letih dan tingkat produktivitas pun akan menurun. Contoh berikutnya pada unit usaha pembuatan alat kebutuhan memasak, dalam bekerja pun hal sama yang terjadi, segala posisi kerja tidak diperhatikan yang tentunya akan membuat cepah lelah akhirnya mengurangi tingkat produktivitas. Dan apalagi mengenai K3  atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dimana pasti terdapat resiko dalam melakukan suatu hal, apabila tidak ada standar keamananm biasanya para pekerja akan ragu dan mungkin mencoba berhati-hati agar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan karena tidak merasa aman, namun apabila rasa aman sudah dimiliki, mereka tanpa ragu akan mengerjakan suatu hal dan tidak ada ynag perlu dikhawatirkan hingga akhrinya akan lebih banyak progress yang dapat dilakukan dan produktivitas tentu juga meningkat.
Ada hal yang menarik yang terjadi di kampus ITS Surabaya pada Jurusan Teknik Industri dimana terdapat laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja. Dimana terdapat mata kuliah P3 atau Perancangan dan Pengembangan Produk, dimana kami para mahasiswa diminta untuk membuat sebuah alat yang merupakan inovasi pengembangan dari produk sebelumnya maupun inovasi baru terhaadap suatu masalah dan akan menjadi solusi. Dari hal tersebut, para mahasiswa cenderung untuk membuat alat yang dapat berguna bagi unit usaha UMKM, tanpa mereka sadari.
Mungkin karena melihat bahwa dalam UMKM terdapat banyak sekali masalah, dari alat-alat tersebut terdapat alat-alat multifungsi yang dapat digunakan untuk banyak hal yang tentunya sesuai dengan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip ergonomi dalam perancangan produknya. Hal ini tentunya akan meningkatkan produktifitas maupun kualitas dari kinerja sebuah unit usaha, karena pada dasarnya ergonomi merupakan ilmu yang akan mempermudah kinerja manusia, karena segala halnya akan menyesuaikan kondisi dari manusianya, sehingga aplikasinya tentu akan menguntungkan manusia.
Terdapat banyak sekali contoh sukses penerapan aplikasi ergonomi dalam dunia industri termasuk dalam sektor UMKM, namun memang permasalahannya tidak adanya penyuluhan yang komprehensif yang dilakukan pemerintah untuk menyadarkan dan mengarahkan para pemilik unit usaha UMKM ini untuk menerapkan pengaplikasian ergonomi dalam kehidupan dunia kerja. Namun apakah kita hanya akan menunggu pemerintah untuk bergerak? Apakah kita yang mengerti mengenai manfaat penerapan keilmuan ergonomi terhadap dunia kerja hanya berdiam diri saja? Kita memiliki tanggung jawab moral sebagai kaum intelektual untuk melakukan pencerdasan kepada mereka tentunya.